Sifat Allah Secara Ijmali & Tafshili

Baca Hukum 'Aqal, Syara', dan 'Adat

Jalan ma’rifah kepada Allah yaitu dengan mengenal Dzat-Nya, Sifat-Nya dan Af’al-Nya. Artinya membedakan Dzat qadim dengan dzat muhaddats, membedakan Sifat qadim dengan sifat muhaddats, dan membedakan Af’al qadim dengan perbuatan muhaddats. 

Asyhadu alla ilaha illallah artinya aku ketahui dan aku iktikadkan di dalam hatiku, dan aku nyatakan kepada orang lain, bahwa tidak ada yang disembah dengan sebenarnya kecuali Allah Ta’ala. Allah Mahakaya daripada yang lainnya dan berhajat kepada-Nya oleh yang selainnya. Allah bersifat dengan segala sifat kesempurnaan (kamal), Mahasuci dari segala sifat kekurangan (naqsh) dan Mahasuci dari sesuatu yang terlintas di dalam hati. Allah tidak mempunyai istri dan anak, serta tidak ada yang menyamai-Nya pada Dzat-Nya, Sifat-Nya, dan Af’al-Nya akan sesuatupun. Sebenarnya sifat Allah Ta’ala tidak terhingga banyaknya, sehingga wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahuinya dengan ijmal saja di dalam perkataan “Bersifat Allah Ta’ala dengan tiap-tiap sifat kesempurnaan”.

Adapun yang wajib bagi Tuhan Jalla wa ‘Azza dengan rinci (tafshil) yaitu duapuluh sifat dengan dalil ‘aqli dan dalil naqli beserta lagi kepatutan kelakuan orang mukmin terhadap Tuhan yang bersifat dengan sifat itu, sehingga benar-benar menjadi mukmin yang sempurna imannya. Adapun yang mustahil pada Tuhan Jalla wa ‘Azza dengan tafshil yaitu duapuluh sifat yaitu lawanananya dari duapuluh sifat yang wajib. Adapun yang mustahil pada Tuhan Jalla wa ‘Azza dengan ijmal yaitu dalam perkataan “Mahasuci Tuhan daripada tiap-tiap sifat kekurangan dan mahasuci daripada sesuatu yang tercita-cita di dalam hati”.

Baca Allah Bersifat Wujud

Posted by Fakhruzzaini al-Alabiy

Bagikan ke WhatsApp